Pikun
Allah berfirman
“Dan Allah telah menciptakan kamu, kemudian Dia mewafatkan kamu, dan diantara kamu ada orang yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), sehingga ia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (An Nahl: 70)
Untuk yang belum tahu apakah pikun itu di bawah ini ada beberapa cerita mengenai pikun “tingkat pemula”
1. Untung sama-sama Pikun
Heheheh
Aki dan Nini berdua pergi ke pasar. Di pasar berpisah mencari kebutuhannya masing-masing. Aki mencari tumis tutut, si Nini pais tahu. Setelah si Aki berhasil memperoleh yang dicarinya ia langsung pulang, tidak ingat bahwa ke pasar itu bersama Nini. Sesampainya di rumah ia terkejut melihat si Nini tidak ada di rumah. Baru ia ingat si Nini tertinggal di pasar. Wah si Nini pasti marah sekali. Waktu ia berbalik untuk kembali ke pasar, si Nini datang tergopoh-gopoh (Aki dalam hati: “Mati lu sekarang”)
Si Nini berseru: .“Aki, untung Aki tidak ikut ke pasar. Disana tadi ada keributan”
Pura-pura mangmelangkeun. Dasar pikun dua-duanya, tetap nyambung. Ini mah Rajanya Pikun.
2. Aki menunggui Rumah
Nini : “Aki saya mau pergi sebentar nengok tetangga yang sakit. Aki tidak perlu ikut, disini saja menunggui rumah.
Nini pergi dan Aki tinggal di rumah. Setelah beberapa saat Nini pulang, dan mendapatkan Aki sedang duduk-duduk diatas kursi.
Nini : “Aki kerja apa saja dari tadi selama Nini pergi. Ini lantai masih kotor dan benda-benda masih berserakan”.
Aki: “Nini ada-ada saja. Dari tadi juga Aki ya menunggui rumah. Kan Nini yang menyuruh.”
Nini: “Oh iya, maaf Ki, Nini lupa”
Aki : “Dasar pikun” (Apa Aki tidak pikun?)
Saran untuk suami-istri yang akan pikun.
Usahakan agar pikun bersamaan, sebab yang suka rame itu bila salah seorang saja yang pikun. Bila pikunnya bersamaan bisa nyambung, walaupun kadang-kadang nyambungnya tidak keruan alias ngaler-ngidul. Akan tetapi bagaimanapun juga bagi yang sudah pikun nikmatilah kepikunan anda
3. Lupa Nyimpan.
Suatu hari Nini pergi ke kamar mandi untuk buang hajat. Setelah beberapa saat ia keluar setelah selesai menunaikan “tugasnya” itu, kemudian ia kelihatan tengok sana tengaok sini sambil ngerutu berulamg-ulang : “Dimana ya, dimana saya simpan” Waktu ditanya Aki apa yang ia cari Nini itu tidak mau menjawab.
Waktu masuk kekamar ia melihat ke dalam cermin, maklum walaupun sudah jadi nini-nini, dasar dari dulu “gumeulis” sifat wanitanya tetap melekat. Dan waktu ia nengok cermin, lalu: “Hehe ini dia. Aki sudah ketemu”
Aki: ’Ketemu di mana Nini?”
Nini senyum malu-malu: “Di dalam cermin, hihihih.”
Didalam cermin ia melihat celananya itu “nyampay “ di pundaknya.
Si Aki berguman: “Dasar nini-nini pikun. Apa tidak tercium baunya. Kan dekat hidung.”
1 komentar:
Pikun nomor satu, eta mah pengalaman.Pergi sama nini belanja di Kalimalang,Jkt. Saya ke toko peralatan listrik, nini ke bank. Selesai belanja saya pulang sendiri naik mobil. Sampai di rumah baru ingat nini tertinggal. Waktu dijemput sudah gak ada. Gak usah diceritakan marahnya (lantaran nini belum pikun, kali. he,he,heee).
Posting Komentar