blog-indonesia.com

Minggu, 15 Februari 2009

Gambar To'ong


Gambar To'ong

Tontonan anak-anak dahulu

Gambar toong adalah gambar yang di-toong Kata to'ong berasal dari kata no'ong yang berarti melihat melalui lubang . Jadi gambar toong adalah gambar yang dilihat melalui lubang. Alatnya itu terdiri dari kotak kayu yang lebarnya kira-kira 50 cm dan tingginya 60 cm. Ada yang diberi kaki atau kalau tidak berkaki diletakkan di atas meja kecil. Kotak itu terdiri dari dua bagian, yaitu bagian atas ialah ruang untuk menyimpan beberapa gambar dan ruang bawah tempat gambar dito'ong. Bedanya ruang atas dengan ruang bawah ialah kalau ruang atas itu bentuknya pipih sedang ruang bawah berbentuk kamar, dan dilengkapi 2 lubang tempat anak-anak noong (melihat ) gambar. Lubang-lubang itu berbentuk teropong yang dilengkapi dengan kaca pembesar. Dengan demikian gambar-gambar itu akan terlihat lebih besar dipada sebenarnya.

Setelah ada anak yang no'ong, mulailah gambar pertama ditarik dari ruang atas ke ruang bawah, lalu si emang-emang itu memainkan organ (butut) untuk beberapa saat. Sebenarnya bukan memainkan tapi hanya menarik dan mendorong saja sehingga bunyinya cuma: nguk-ngék... nguk-ngék, nguknguk-ngék ...nguk-nguk-ngék. Kemudian berhenti lalu ia bersenandung menceritakan yang ada di dalam gambar. Ceritanya ia karang sendiri. Kemudian ia menarik gambar yang kedua, ketiga dan seterusnya, sebayak gambar yang tersedia. Mengganti-ganti gambar itu seperti mengganti-ganti dekor diruang Foto Studio.

Di bawah adalah foto gambar to'ong pada waktu mulai langka dan tidak sebagus yang dulu-dulu waktu masih semarak. Dalam foto itu si Emang sedang bercerita, yang dilantunkan. Di depan mulutnya ia pasang "mike" yang berupa entah cangkir seng yang agak besar entah kaleng susu yang kosong agar suaranya agak menggema

Gambar-gambarnya itu berwarna. Ada gambar perang di Tiongkok, di Arab dan lain-lain, entah dari mana mereka itu mendapatkannya. Tapi memang gambarnya bagus-bagus dan mengasikkan untuk anak-anak waktu itu (termasuk saya sendiri). Selesai menonton biasanya anak-anak itu ramai "meneruskan" cerita gambar-gambar itu menurut daya khayalnya masing-masing. Jadi ada baiknya juga gambar to'ong ini karena bisa melatih daya khayal anak-anak. Kalau kepada cerita dalam gambar hidup (bioskop) anak-anak itu tidak bisa memberi tambahan pengkhayalan karena ceritanya sudah dipola. Selain daripada itu nonton gambar to'ong terjangkau bagi anak-anak kampung. Sekali nonton bayarnya haya 1 (satu) sen. ( 1 sen = 1/100 rupiah!, Sekarang satuan sen itu sudah tidak ada ).

ncari semua teman di Yahoo! Messenger?
Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger dengan mudah sekarang!

Jumat, 13 Februari 2009

Pengaruh Lingkungan


Ngoprek

Pengaruh Lingkungan


Bila benda yang kita miliki tidak lagi bekerja sebagai mestinya atau rusak, maka kita dihadapkan kepada tiga pemikiran, yaitu

1. membeli yang baru,

2. dibawa ke tempat reparsi untuk meminta memperbaikinya, atau

3. mencoba memperbaikinya sendiri dengan landasan pengetahuan yang kita miliki mengenai benda yang rusak itu

Pola berpikir itu mungkin karena kebiasaan, bakat yang kita miliki, atau pengaruh pendidikan atau lingkungan.. Saya sendiri "menganut" pola berpikir yang ke tiga, baik benda itu mahal ataupun murah Saya tidak tahu apakah ini karena bakat, atau pendidikan sejak kecil, baik di sekolah maupun di rumah atau/dan pengaruah lingkungan.

Kami hidup di kampong pinggiran kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Kami dibiasakan makan bersama. Ayah dan ibu di kedua ujung meja. Masing-masing mempunyai piring sendiri-sendiri. Piring ayah khusus, piring seng beremil yang memupunyai pegangan dan anak-anak juga piring seng beremail yang diberi inisial nama masing-masing. Sehabis makan masing=maing piring itu harus kami cuci sendiri. Selain itu kamipun diberi tugas bergilir untuk menyapu lantai dan halaman dan membersihkan kursi meja, memberi makan burung-burung piaraan dan lain-lain.

Hubungan kami dengan tetangga sangat dekat. Diantara tetangga itu ada yang kami ( anak-anak) memanggilnya mang Atjeng ( tj = c ). Ia dalam pandangan kami sangat cekatan dan terampil. Bila ada barang (apa saja) yang rusak, orang tua kami menyuruh saya membawanya ke mang Aceng itu untuk minta memperbaikinya. Selama ia bekerja saya selalu ada didekatnya dan memperhatikan apa yang ia kerjakan. Sangat menyenangkan, karena sambil bekerja ia juga memberi penjelasan mengapa barang itu rusak dan bagimana memperbaikinya. Cara ia bekerja sangat mengesankan dan tanpa disadari mulai mempengaruhi saya. Ia seorang guru yang baik

Saya mulai "tuturuti" suka mengutak-atik mainan-mainan yang saya miliki. Mulai mencoba memperbaiki mainan yang rusak, atau kadang-kadang membongkar dahulu mainan yang tidak apa-apa kemudian mencoba memperbaikinya. Ada yang berhasil dan ada yang tidak, akan tetapi sangat mengasikkan. Adik-adik saya suka minta tolong padaku untuk memperbaiki mainannya yang rusak. Saya menjadi orang yang berguna bagi adik-adik dalam hal mengoprek mainan.

Aktivitas ngoprek ini berlangsung terus dan dengan jenisnya yang semakin bertambah sesuai dengan perkembangan pendidikan dan umur

Ada kegemaran lain yang menjadi penyokong bagi kegiaan ini (yang telah menjadi "hobby") yaitu mengumpulkan alat-alat. Maka dirumah itu selain ada meja kerja untuk kegiatan profesi kantoran ada meja lagi yang penuh peralatatan untuk profesi bongkar pasang itu..

Setelah berkeluarga peran adik-adik dahulu diganti oleh para tetamgga yang meminta tolong untuk memperbaiki alat-alat mereka yang rusak yang umumnya alat-alat rumah tangga listrk. Lumayan bisa bermamfaat bagi orang lain, walaupun sedikit. Dan ini akan saya teruskan selama mata dan tangan memungkinkan melakukan kegiatan itu. InsyaaAllah.


Waktu kanak-kanak bongkar speda-motor boongan, udah gede bongkar speda-motor beneran.






Foto ini dibuat pada tanggal 12-4-1958

Buat sendiri desain eksklusif Messenger Pingbox Anda sekarang!
Membuat tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah

Jumat, 06 Februari 2009

Adikku mengenalkan pacarnya


Adikku mengenalkan pacarnya.

Waktu itu kira-kira tahun limapuluhan.Adikku yang gadis sudah duduk di SGA kelas 3. Suatu hari ia minta diantar nonton bioskop dan saya tidak menolaknya. Sesampainya di depan bioskop waktu saya siap untuk membeli karcis, datanglah seorang pemuda menemui adikku dengan membawa tiga buah karcis dan adikku memperkenalkan pemuda itu. Cerita pendeknya masuklah kita bertiga ke dalam bioskop dan tentu saja aku cukup bijaksana untuk tidak menempati kursi diantara adukku dengan dia.

Ngomong punya ngomong ternyata si Dia itu eeh gurunya sendiri. Wah ini bener-bener pembuktian isu "guru cintrong murid dan murid cintrong guru". Tidak apa asal beneran saling men-cintrong. Dan memang beneran sampai ke pelaminan dan sampai menghasilkan tiga orang putri yang cakep-cakep.



Untuk Yanti, Wari dan Ani
( Mengenang masa lalu yang manis: Memed Sakri))



Selalu bisa chat di profil jaringan, blog, atau situs web pribadi!
Yahoo! memungkinkan Anda selalu bisa chat melalui Pingbox. Coba!