Kĕtĕb Jaksa Si Kabayan senang sekali makan pĕté. Karena itu ia sengaja menanam pohonnya di pekarangannya. Setelah pohon itu besar dan waktunya berbuah, pohon itu tidak juga mau berbuah. Demikian pula pada musim-musim buah selanjutbya. Karena jengkelnya ia berucap: "Awas kalau musim buah berikutnya kamu tidak juga berbuah akan saya tebang dan kayunya akan saya pakai untuk kĕtĕb jaksa" Dan pada musim buah berikutnya waktu suatu pagi Si Kabayan menengok pohon pĕténya ia melihat buah pĕténya bergelantungan, banyak dan besar-besar. Rupanya pohon itu takut kayunya dijadikan kĕtĕb jaksa. Kĕtĕb itu adalah papan-papan yang dipakai menutupi mayat di lubang kuburan. Cerita ini saya peroleh jaman penjajahan Belanda dahulu. Jadi berkaitan dengan jaksa-jaksa pada jaman itu, dan sama sekali tidak berkaitan dengan jaksa-jaksa sekarang.. Orang-orang generasi jaman penjajahan Belanda , yang sekarang masih ada hampir dapat dipastikan mengetahui lulucon ini. Dahulu (entah sekarang) dikampung-kampung, kalau ada pohon yang tidak berbuah, batangnya suka dipukul-pukul atau kulit pohonnya disayat-sayat pakai bedog, sambil berkata-kata: "Kĕtĕb jaksa, kĕ̆tĕb jaksa........" Ada yang daria (sirius) ada juga yang sambil ketawa-ketawa. |
Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat.
Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang!