Bertelur dan Mengeram.
Pada umumnya burung-burung itu setia di dalam berkeluarganya. Bila sang betina sudah dibuahi, mereka berdua bersiap-siap untuk menyongsong keturunannya. Mereka bersama-sama kemudian meyiapkan sarang untuk meletakkan telur-telurnya. Yang mengeram telur-telurnya itu pada umumnya sang betina, akan tetapi ada juga yang melakukannya dengan bergiliran antara “sang isteri” dengan “sang suami”. Demikian pula yang dilakukannya dalam membesarkan anak-anaknya. Sekali lagi itu pada umunya. Akan tetapi ada juga kekecualian.
Burung Emu adalah burung yang terbesar di dunia. Ia hidup di padang rumput tropis di Ustralia. Tingginya mencapai 1,50 m dan beratnya bisa mencapai 50 kg. Makanannya rerumputan kering, dedaunan, bunga-bungaan, biji-bijian dan kadang-kadang serangga, kadal, cecak dan binatang lainnya yang kecil-kecil. Kaki burung-buruing umumnya berjari 4 buah sedang jari kaki emu 3 buah.
Burung-burung emu membesarkan anak-anaknya adalah urusan yang jantan. Lebih dari dua bulan emu jantan harus mengeram telur-telurnya yang jumlahnya bisa mencapai 18 buah, yang diletakkan di atas rerumputan. Setelah telur-telurnya itu menetas, tugas sang jantan itu dilanjutkan dengan melindungi dan membesarkannya.. Bila ada bahaya mengancam si ayah itu memberi tahu anak-anaknya yang dengan cepat bersembunyi di bawah rerumputan.. Si ayah kemudian membuat akal untuk mengalihkan perhatian si pengancam itu. Untuk mengecoh pengancam itu ia lari ke arah yang menjauhi tempat persembunyian anak-anaknya dengan kecepatan yang bisa mencapai kurang lebih 48 km/jam
Emu ini termasuk burung yang tidak bisa terbang. Burung lain yang seperti emu ini ialah burung yang disebut Ostrich ( Burung Unta ) yang hidup di Afrika.
Lain lagi halnya dengan burung kúk-kuu yang hidup di daerah Eropa. Si betina tidak mengeram sendiri tapi tidak juga menyuruh burung jantan untuk mengeramnya, melainkan “menitipkan tanpa persetujuan” secara sembunyi-sembunyi pada burung lain. Saat yang mempunyai sarang tidak ada ia meletakkan telurnya disamping telur-telur burung yang punya sarang itu. Yang sangat mengherankan ialah warna telurnya itu bisa sama dengan warna telur-telur si burung pemilik sarang, Kemudian satu telur pemilik sarang ia buang atau kadang-kadang ia makan agar jumlah telurnya tidak berubah, sehingga sipemilik sarang tidak curiga atas kehadiran telur asing itu. Pintar juga si “parasit” itu. Kemudian ia mencari burung lain yang juga sedang mengeram telur-telurnya dan melakukan hal yang sama. Jumlah telur yang ia titipkan itu tidak sedikit, karena telur-telurnya itu kadang-kadang bisa mencapai jumlah 20 butir. Ia benar-benar seekor benalu
Bila telur-telur itu sudah menetas, maka beberapa anak burung pemilik sarang akan mengalami nasib yang malang. Dengan punggungnya yang besar anak burung kǔًًk-kuu itu akan menggeser-geser beberapa anak burung lainnya ke pinggir sarang dan menyenggolnya hingga jatuh dari ketinggian pohon dan mati. Hal ini ia lakukan dengan harapan jatah anak-anak burung yang telah dibunuhnya menjadi bagiannya. Ia lakukan ini secara naluriah. Bila keluarga burung itu melakukan perjalanan yang agak jauh meninggalkan sarang, anak burung kǔًًk-kuu ini tidak ikut dan ia sekarang memisahkan diri dari induk pengasuhnya itu.
Foto di atas menunjukkan seekor burung pipit yang kecil mungil sedang memberi makan anak burung kǔًًk-kuu “parasit”. Perhatikan perbandingan besarnya “induk asuh” dengan “anak penyusup” itu.
Bila penasaran ingin tahu suara burung kǔًًk-kuu itu, dengarkan saja jam kukuk saat berbunyi memberitahu waktu.
2 Bilogy: "H.R. Hewer cs."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar