Jalan Braga
dan Jalan Lengkong Jalan Braga adalah sebuah jalan yang tidak asing lagi bagi penduduk Bandung, bahkan juga bagi orang-orang di luar Bandung seperti Jakarta. Ia terletak di pusat kota,dan hanya beberapa puluh meter dari patok Kilometer 0. Patok in terpancang di depan Kantor Pekerjaan Umum. Jalan Braga ini sudah ada sejak jaman Belanda dan merupakan jalan elit di jaman itu, tempat orang-orang Belanda dan priyayi-priyayi berjalan-jalan dan berbelanja di toko-toko yang ada disepanjang jalan itu. Barang-barang di toko-tokonya itu bagus-bagus dan berupa barang-barang mewah, yang tentunya harganya mahal-mahal. Pada jaman pendudukan Jepang mulaiah jalan ini "me-rakyat". Banyak orang yang mengira Braga ini dari bahasa Belanda. Ini sama sekali tidak benar. Braga ini benar-benar bahasa Sunda. Ia berasal dari baraga yaitu suatu jalan yang berdampingan dengan suatu sungai. Seperti kita ketahui Bandung itu dibelah oleh sungai Cikapundung, yang mengalir berkelok-kelok dari Utara ke Selatan. Waktu mendekati Jalan Asia-Afrika sungai Cikapundung itu berdampingan dengan suatu jalan. Cikapundung memotong jalan (ke bawahnya)dan terus berkelok-kelok mengalir ke Selatan, sedang baraga itu masuk ke Jalan Asia-Afrika. Waktu di Bandung jalan-jalan mulai diberi nama, maka untuk jalan yang satu ini diberilah nama Jalan Baraga, sesuai dengan namanya sendiri. Entah karena apa lama-lama baraga menjadi braga. Mungkin untuk orang-orang Belanda (ingat dahulu jalan ini adalah "jalan faforit orang Belanda") lebih mudah mengucapkan braga daripada baraga. Lalu kita ikut-ikutan, maka sampai sekarang Jl. Baraga itu tetap jadi Jl. Braga. (wallohualam) Lukisan Jl. Braga tahun 1937
Dari Jalan Asia-Afrika sungai Cikapundung ini terus mengalir ke Selatan, berkelok-kelok dan agak membesar. Dahulu kalau hujan besar di bagian ini sering meluap menjadi telaga. Karena itu daerah ini dissebut Lengkong. Mungkin itulah sebabnya nama jalan di daerah ini dari Utara ke Selatan diberi nama Jalan Lengkong (Besar). (Ini juga wallohualam) |
Coba Yahoo! Messenger 9.0 baru
Lengkap dengan segala yang Anda sukai tentang Messenger!
1 komentar:
Saya pernah baca di Warta Alumni SMA-3 Bandung, dulunya jalan Braga ini namanya Jl. Pedati (Pedatiweg), merupakan jalan becek kalau hujan yang sering dilalui gerobak sapi atau pedati. Menurut pujangga Sunda M.A.Salmun kata baraga berasal dari kata "ngabaraga" yang artinya berjalan sepanjang selokan/kali, yaitu kali Cikapundung.
Posting Komentar